Mas Herman

Sabtu, 23 Juni 2012 00.21 By Alfi Nisa

Mas herman, begitulah orang-orang memanggilnya. Kehidupan kapitalisme benar2 membuatnya tak bisa bernafas lega. Dalam kehidupan kapitalis ini, Mas herman senantiasa jadi tumbal. Gmana tidak? Gara2 BBM naik, mas herman  terpaksa  ikhlas di PHK. Padahal  2 orang anak dan satu orang istrinya menuntut untuk dipenuhi kebutuhan hidupnya. Bayar listrik, bayar kontrakkan, SPP anak, dan tagihan2 lainnya yang sudah berbulan2 belum terbayar. Inilah yang kemudian menjadikan mas herman kehilangan akal sehat.

Yaps, kehilangan akal sehat. Dikisahkan, ketika mas herman di warung baksonya pak haji. Mas herman melihat laci gerobak pak haji yang berisi dompet dan beberapa uang terbuka lebar. Saat itu semua orang pada sibuk, termasuk pak haji. Akhirnya, mas herman yang hilang akal ini mengambil dompet dan buru2 lari. TAPI,,,,,,kiamat 2012,,,,,mas herman ketauan mencuri. Belum sempat dihakimi masa, pak hajipun datang. Pak haji meminta orang2 bubar dan mengajak mas herman masuk ke dalam rumah untuk menyelesaikan perkara ini.

Merasa bersalah, mas hermanpun memohon agar pak haji tidak melaporkannya ke polisi. Mas herman menginginkan perkara pencurian ini diselesaikan secara Islam alias Pak haji mau memaafkannya. Pak haji yang seorang muslimpun menyanggupinya. Pak haji kemudian membacakan salah satu ayat Alquran sebagai solusi Islam perkara ini. Mendengar lantunan ayat suci alquran yang begitu indah, sontak mas hermanpun berucap “Alhamdulillah, terima kasih pak haji ternyata ada solusinya dalam islam.” Kaget melihat ekspresi mas herman yang begitu bahagia, pak haji balik Tanya,” Tau artinya?”. “Nggak”, jawab mas herman polos.

Pak haji masuk kedalam rumah, beberapa menit kemudian pak haji keluar dengan membawa sebilah golok. Mengambil buah apel dan memotongnya, seolah hendak menguji ketajaman golok tersebut. Dengan memegang golok yang tajam itu, pak haji menjelaskan. “Mas Herman, Islam itu agama yang sempurna. Semua perkara, Islam punya solusinya termasuk pencurian. Ayat yang saya baca tadi adalah solusi Alquran menyelesaikan  masalah pencurian, yang artinya “Pencuri laki2, pencuri perempuan. Maka potonglah tangan keduanya.” “HA,,,,dipotong”, seru mas herman kaget. “Iya”, jawab pak haji mantap. “Tapi mas herman, kalo hari ini saya memotong tangan mas herman. Saya yang dosa, karena yang seharusnya memotong atau menghukum seseorang itu adalah Negara yang menerapkan syariah. Karena hari ini belum ada Negara tersebut, maka hokum Allah ini belum bisa ditegakkan. TAPI, kalau kaum muslimin membiarkan hokum Allah tidak ditegakkan maka kaum muslimin berdosa.” Jelas pak haji panjang lebar.

Pak haji yang memahami kesulitan mas hermanpun akhirnya memberi mas herman Amplop berisi uang. Pak haji berharap dengan uang tersebut mas herman menyelesaikan utang-piutangnya dan memulai usaha kecil2an untuk menyambung hidupnya. Pak haji berpesan, agar mas herman ‘tidak malakukan SUAP dan tidak makan RIBA’ dalam membangun usahanya. Dan pesan pak haji ini senantiasa dijaga oleh mas herman. Namun, yang namanya bisnis di system kapitalis, banyak sekali hambatannya. Mas herman selalu kalah tender dengan pemodal2 besar yang mendapatkan utang dari perbankan. Mas herman sadar bahwa aktifitas perbankan tdk bisa lepas dari yang namanya riba, sehingga mas hermanpun menjauhinya. Mas herman semakin sadar bahwa system kapitalislah yang membuat kehidupan manusia kian sengsara. Mas hermanpun akhirnya berkumpul bersama pengusaha-pungasa muslim lainnya untuk berjuang mengenyahkan system kapitalisme dari muka bumi ini dan menggantinya dengan Syariah dan Khilafah. Allahu Akbar!!!!


* Kisah ini diambil dari Drama “Balada Pengusaha Muslim”  MEF 2012

0 komentar:

Posting Komentar