KH. Syamsuddin Latief

Sabtu, 23 Juni 2012 00.14 By Alfi Nisa

Usianya sudah tidak mudah lagi, tapi semangat dan komitmennya dalam berdakwah perjuangan menegakkan Syariah-Khilafah tidak pernah memudar. Hal ini tampak dari semangatnya yang selalu menyempatkan diri hadir dalam berbagai kegiatan dakwah yang dilaksanakan Hizbut Tahrir Indonesia.

Kayi Syamsuddin lahir di Sinjai Borong pada 1936. Setelah tamat SR (sekolah Rakyat), ia merantau ke Tanete Kab. Bulukumba untuk menuntut ilmu di sekolah Menengah Islam (SMI). Namun saying, selang beberapa bulan SMI harus ditutup dan akhirnya ia memutuskan untuk menuntut ilmu dimakasar, tepatnya di madrasah Muallimin Muhammadiyah Makasar pada tahun 1955. Kemudian melanjutkan ke madrasah Muallimin Wustha Muhammadiyah Makasar kemudian ke jenjang Muallimin Ilya Muhammadiyah Makasar sampai tahun 1950.

Kemudian, ia merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Muallimin Yogyakarta dan menempuh pendidikan di Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, lalu beralih ke fakultas ILmu Pendidikan (FKIP) di Solo lalu lanjut lagi ke fakultas Agama Islam (FAI) di Universitas Cokroaminoto Solo sampai meraih gelar Sarjana.

Kepada contributor Media Umat, Kyai Syamsuddin bercerita awal mulanya mengenal Hizbut Tahrir. Kakek 15 anak ini mengatakan, waktu itu belum lama pasca tumbangnya Orde Baru, ia diundang Ustadz Zulfahmi (Aktifis HTI SulSEl) dalam sebuah acara dialog di kampus UNHAS.

Pengalaman paling berkesan ketika mengikuti acara-acara Hizbut Tahrir adalah ketika mengikuti KOnferensi Khilafah Internasional (KKI) di Gelora Bung Karno pada Tahun 2007. Pasca KKI, ia merasa makin bersemangat dan menyuarakan dengan lantang ide Syariah dan Khilafah pada berbagai kesempatan.

Kepada para aktifis HTI, beliau berpesan, jangan pernah kendur untuk terus menerus melakukan penyadaran kepada umat, menyampaikan kepada mereka wajibnya dan indahnya hidup di bawah naungan Syariah dan Khilafah. []*

*disarikan dari Tabloid Media Umat ed. 81 rubric sosok

0 komentar:

Posting Komentar