Hilvan Bin Said

Jumat, 23 September 2011 23.58 By Alfi Nisa

Kenal ???

Wajar kalo ga kenal, karena dia bukan salah satu sahabat nabi. Namun bukan berarti anda tak perlu mengenalnya. Yuk,,,kenalan?

Hilvan bin said adalah anak kelas 5 SD. Berbeda dengan kebanyakan anak pada umumnya. Mereka akan marah ketika teman2 sekolahnya memanggil-manggil nama bapaknya, tapi tidak dengan Hilvan. Dia begitu bangga dengan sosok sang ayah, sehingga dengan bangga dia sematkan nama bapaknya di belakang namanya pada setiap buku-buku sekolahnya. Bahkan buku penghubung sekolahpun tertulis HILVAN BIN SAID. Tau gak? Saking bangganya, ketika diskusi di kelas dia seringkali pake dalil, “Kata Abahku Ustadzah.” Wah,,,kalo sudah begini “Nyerah Dah….”.

Serangkaian kegiatan sang bapak dia ikuti, dari mulai pengajian sampai aksi di jalan. Hilvan bin said begitu menikmati. Hingga suatu ketika dia ingin beramal layaknya sang ayah, “bagi2 Al Islam”. Hari itu libur tanggal merah dia bersepeda bersama adiknya untuk bagi2 Al Islam. Dengan izin dari orang tua, dibawalah beberapa eksemplar bulletin Al Islam berjudul “ Teror Amerika: Teror Hakiki Dan Ancaman Terbesar Dunia” yang hendah ia bagi2kan ke tetangga2nya.

Dengan semangat dia ketuk pintu dari satu rumah ke rumah berikutnya, hingga tibalah pada sebuah rumah yang tampak sepi. Perlahan dia ucapkan salam, “Assalamu’alaikum”. tapi tak ada jawaban, padahal di ruang tamu terlihat seseorang sedang duduk. Ia ucapkan salam lagi, “Assalamu’alaikum”. Namun tetap tak ada jawaban. Untuk ketiga kalinya, ia ucapkan salam. Akhirnya, pemilik rumah mendekati Hilvan bin said dan adiknya yang berdiri di pintu sambil menjawab salam “Wa’alaikumussalam”.

“Nyari siapa nak?” Tanya sang pemilik rumah. Dengan gugup Hilvan bin Said menjawab,”Mau ketemu yang punya rumah“. “ada apa nak?”, sambung sang pemilik rumah. “mau ngasihkan Al Islam ini”, jawab Hilvan. “O…maaf saya bukan orang Islam”.”terus bapak orang apa?”, tanyanya polos. “Saya orang katolik.”, Jawab sang bapak. “maaf, kalo gitu saya pulang dulu.”.”Nak…nak, kesini dulu. Saya punya tetangga orang islam, saya antar kesana.”, kata sang bapak menawarkan bantuan.

Subhanallah……semangat sekali Hilvan Bin Said. Kecil2 sudah berusaha berkontribusi untuk tegaknya islam. Bagaimana dengan kalian kawan???? Sudahkah kalian seberani Hilvan Bin Said? Ataukah nyali kalian jauh lebih rendah dari anak kelas 5 SD?

Kawan ketahuilah, Pada masa awal dakwah Islam, Rosulpun berkeliling mendatangi rumah-rumah sambil mengatakan, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” Beliau mendakwahi masyarakat Makkah untuk masuk islam secara terang-teranggan, semata-mata untuk melaksanakan perintah Allah :

“Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan.” (TQS. Al Muddatsir (74) : 1-2).

Setiap berjumpa dengan masyarakat, beliau selalu menawarkan agamanya kepada mereka, dan berusaha untuk menghimpun mereka di sekeliling beliau untuk menjadi kelompok (kutlah) dengan asas agama Islam. Beliau juga mengumpulkan kaumnya dalam jamuan makan di rumahnya, kemudian beliau berbicara kepada mereka. Beliau meminta mereka untuk masuk Islam dan mendukungnya. Allahu Akbar!!!

Yuk Kawan, bersama kita evaluasi gerak dakwah kita. Berusaha kita motivasi diri kita. Jangan tunggu dapat amanah dakwah, tapi ciptakanlah amanah dakwah. Pandai-pandailah kalian melihat peluang yang ada. Fokuslah pada tujuan, jangan lihat penghalang.

Kawan, taukah kalian apa itu focus. Coba tataplah layer monitormu, tutup ia dengan telapak tangan kananmu. Bagi kamu yang ngaku focus, maka kamu akan senantiasa berusaha untuk menatap layer monitor, terus berusaha untuk tetap melihat apa yang dibalik tangan, hingga abai dengan keberadaan telapak tangan kananmu. Itulah yang namanya focus.

Semoga bermanfaat. Mari saling berbenah. Let’s Change the world. Kick capitalism, rise the caliphate for freedom to faith.

0 komentar:

Posting Komentar